Visi

Menjadi Perusahaan terdepan dalam produk dan layanan

Misi

Menghasilkan Produk dengan kualitas terbaik

Memberikan layanan yang prima pada semua Stakeholders

NOrma

Jujur dalam perkataan dan perbuatan

Menjunjung tinggi nilai-nilai moral

NORMA

Pakar dalam bidang pekerjaannya

Menjunjung tinggi etika profesi

Bandoengsche Melk Centrale

Bandoengsche Melk Centrale yang lebih dikenal dengan nama BMC, merupakan unit usaha pengolahan Susu Pasterisasi serta produk – produk turunannya (Yoghurt, Es Krim) yang dikenal memiliki manfaat lebih baik bagi kesehatan. Selain itu BMC juga memproduksi produk – produk pastry bakery dan memiliki outlet berupa Restoran yang telah dikenal diwilayah Bandung Raya serta melayani kebutuhan catering.

BMC juga memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dari mata air yang bersumber dari wilayah pegunungan Lembang yang diolah melalui tekhnologi filtrasi modern

Bandoengsche Melk Centrale (BMC) atau Pusat Susu Bandung adalah kedai susu yang ada sejak 1928!

Di tahun 1903 ada sebuah kapal dari Prancis bernama ‘La Seyne’ yang berlabuh di Tanjung Priok. Kapal ini berisi orang Belanda ‘The Dutch Boers‘ dari Afrika Selatan. The Boers ini terkenal karena telah membuka perkebunan di Pengalengan, Lembang.

Bandung pada zaman dahulu adalah wilayah yang subur, dan terkenal sebagai wilayah penghasil susu yang berkualitas. Karena ingin mengembangkan bisnisnya, para The Boers ini pun membuka Bandoengsche Melk Centrale atau Pusat Susu Bandung, untuk menjual segala hasil dari perkebunan dan peternakannya. Tak hanya menampung susu dari perusahaan The Boers, BMC kemudian menjadi pusat susu pertama di Bandung.

Menurut catatan sejarah, di Bandung saja pada tahun 1938 terdapat 22 peternakan pemerahan susu dengan produksi lebih dari 10.000 liter per harinya. Hasil susu ini kemudian disetor ke BMC untuk kemudian dipasteurisasi atau disterilkan. Setelah itu, barulah susu-susu ini disalurkan kepada para langganan di dalam maupun luar kota Bandung.

Karena kualitasnya, seorang Direktur BMC bahkan pernah menulis jargon seperti ini: Vergeet U niet, dat er in geheel Nederlandsch Oost-Indie slechst een Melk centrale is, en dat is de Bandoengsche Melkcentrale! (“Anda jangan lupa, bahwa di seantero Nusantara ini cuma ada satu Pusat Pengolahan Susu, dan itu adalah Bandoengsche Melk Centrale!”)

Kualitas susu yang dihasilkan BMC yang terkemuka pada saat itu tak lain karena memakai sistem pemerahan dan peternakan sapi seperti di Belanda, yaitu daerah Friesland. Daerah ini memang sudah terkenal akan hasil susu sapi perahnya. Friesland kemudian kita kenal menjadi brand susu terkenal yang masih populer hingga sekarang.

BMC sendiri pada tahun 1954 dikelola oleh perusahaan lokal bernama Kerta Sari Mamin, dan sekarang BMC berada di bawah perusahaan PT Agronesia. BMC sebagai penampung semua susu di Jawa Barat pun semakin berkembang semakin hari karena permintaan susu yang semakin meningkat. BMC juga diketahui mengolah susu tak hanya menjadi minuman, tapi juga es krim, mentega, keju, dan krim untuk kosmetik.

Sampai sekarang, BMC masih tetap hadir di tengah-tengah kota Bandung dan mempertahankan menu-menu andalannya. Ada susu murni, milkshake, yogurt shake, yogurt cocktail, es krim, tiramisu, teh masala, kue, kefir, jus, pinacolada, shalimar, susu kambing, hingga sup buntut, gado-gado, nasi bakar, nasi pepes, gulai, nasi liwet, kentang goreng, risoles, makaroni panggang, klappertaart, sampai crepes.

Sejarah Bandoengsche Melk Centrale

Periode Sebelum 1945

Pada bulan Maret 1903, sebuah kapal Perancis yang bernama “La Seyne” mendarat di Pelabuhan Tanjungpriok dengan mengangkut 20 orang Broer yang berasal dari Afrika Selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa orang-orang Broer ini yang mendirikan Bandoengsche Melk Centrale di Bandung, sebagai tempat pengolahan produksi susu yang dihasilkan dari peternakan mereka di Pangalengan dan Lembang. Fasilitas bangunan pengolahaan susu ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi orang Belanda akan susu (dan berbagai macam produk olahan susu lainnya) setiap hari. Karena itu diperkirakan bahwa BMC didirikan sekitar tahun 1935.

Sejak awal berdirinya, BMC merupakan satu-satunya koperasi dan pusat pengolahan susu pertama di Bandung. Menurut catatan Haryanto Kunto, pada tahun 1938 terdapat 22 usaha pemerahan susu dengan produksi 13.000 liter susu per hari. Semua hasil produksi susu tersebut ditampung oleh Bandoengsche Melk Centrale untuk diolah (dipasteurisasi dan dikemas)

sebelum disalurkan kepada para pelanggan didalam maupun diluar kota Bandung.

Berdasarkan sejarah kepemilikan, diketahui bahwa pemilik pertama bangunan BMC dengan melihat persil tanah nomor 1713 dan 1714 berdasarkan pengukuran tanah tanggal 18 Juni 1932 (Jl. Aceh No. 30 sekarang) adalah Louis Hirschland. Ia bersama Van Zijl adalah pemilik peternakan sapi.

Periode 1945 – 1998

Setelah Indonesia merdeka kemudian dengan berdasarkan UU No. 86 1958 tentang nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, maka pengelolaan BMC dilimpahkan kepada Kodam Siliwangi, yang dua tahun kemudian diserahkan kepada Departemen Peternakan.

Pada Tahun 1965 pengelolaan BMC diserahkan kepada Pemerintah Propinsi Jawa Barat, sesuai dengan Keputusan Mendagri No.1 Tahun 1965. Pada pelaksanaannya, pengelola langsung BMC adalah PD Kerta Sari Mamin melalui salah satu unit usahanya yaitu unit Pusat Susu Bandung

Periode 1999 – 2000

Pada Tahun 1999 Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat mengeluarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1999, tentang peleburan Perusahaan-perusahaan Daerah Tingkat I Jawa Barat dari 10 Perusahaan Daerah menjadi hanya 3 Perusahaan Daerah, yang salah satunya adalah Perusahaan Daerah Industri Propinsi Jawa Barat yang bergerak dibidang industri perkaretan, industri makanan dan minuman dan industri lainnya. Dimana BMC (Industri Makanan Minuman) adalah merupakan salah satu Unit dari pada PD. Industri Propinsi Jawa Barat tersebut.

Periode Juni 2002 – sekarang

PT. Agronesia merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Barat yang dalam perkembangannya terbentuk melalui peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 4 tahun 2002, tentang peleburan Bentuk Badan Hukum dari Perusahaan Daerah Industri Propinsi Jawa Barat menjadi Perseroan Terbatas (PT) tanggal 12 April 2002 yang telah diundangkan dalam lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat tahun 2002 No. 8 seri D.

Selanjutnya dengan Akta Notaris Poppy Kuntari Sutresna, S.H.M. Hum, di kota Bandung tanggal tanggal 17 Juni 2002 nomor 8 telah didirikan sebagai Badan Hukum Perseroan Terbatas dengan nama PT. Agronesia, kemudian pada tanggal 10 Juli 2002 Akta Notaris ini disahkan dengan surat keputusan Menteri Kehakiman & Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-12614 HT.01.01 Tahun 2002.

Perusahaan PD Industri Prov. Jawa Barat berubah bentuk hukum menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. AGRONESIA yang didirikan pada tanggal 17 Juni 2002 melalui SK Menteri Kehakiman RI no. Y.A 7/6/25 Tgl 22-3-1982 juncto No. C.87-HT.03.01 Th 1990 Tgl 8-10-1990 serta Akta Notaris Popy Kuntari Sutresna, SH,M Hum no.8 Thn 2002.

Our Client

Copyright © 2023 PT Agronesia. Made With ❤ by IT Support.